Selasa, 16 September 2014

PERALATAN MASAK BERBAHAN KIMIA BERBAHAYA


Alat Masak Anti Lengket (TEFLON)
  • Lebih dari 65 tahun yang lalu di sebuah laboratorium di new Jersey selatan, DuPont Co. Chemist secara tidak sengaja menemukan sejenis bahan bersifat seperti lilin yang sampai saat ini menjadisalah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia modern, Teflon.
  • Teflon adalah polytetrafluoroethylene, (PTFE). Struktur molekul teflon adalah berupa rantai atom karbon yang panjang, mirip dengan polimer lainnya. Rantai atom yang panjang ini dikelilingi oleh atom fluor. Ikatan antara atom karbon dengan fluor sangat kuat.
  • Lapisan antilengket mempunyai nama kimia Polytetrafluoroethylene (PTFE) yang merupakan bahan sintetic fluoropolymer dari tetrafluoroethylene. Penggunaan PTFE juga sangat beragam karena sifatnya yang antilengket dan tidak menghantar listrik. PTFE digunakan antara lain pada : penggorengan, rice cooker dan rice warmer jar pada pancinya, untuk melapisi tapak dasar dari setrika agar lebih licin, sebagai insulator pada kabel dan konektor perakitan microwave, menjadi membran pori-pori pada kain sintetik.

Teflon memiliki sifat – sifat yang unik, diantaranya :
  • tahan terhadap banyak bahan kimia, termasuk ozone, chlorine, acetic acid, ammonia, sulfuric acid, dan hydrochloric acid. Satu–satunya bahan kimia yang bisa merusak lapisan teflon adalah lelehan logam alkali.
  • Anti radiasi Ultra Violet dan tahan segala cuaca.
  • Anti lengket
  • Mempunyai performa yang baik pada temperatur ekstrim, tahan pada temperatur -240°C sampai pada 260 °C. Teflon memiliki titik leleh 342°C.
  • Bersifat hidrofobik (tidak suka air). 


       Produk-produk anti lengket diproduksi dengan bahan kimia yang disebut asam perfluoroalkyl (perfluoroalkyl acid atau PFAA), dua yang paling umum adalah perfluorooctanoate (PFOA) dan perfluorooctane sulfonate (PFOS).
       (PFOA), adalah bagian dari sebuah kelas senyawa yang dapat dikaitkan dengan ketidaksuburan pada manusia. Dalam pengujian hewan, zat kimia tersebut dapat menyebabkan kanker hati, testis, dan pankreas.
       Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Environmental Health Perspectives menunjukkan bahwa bahan kimia anti lengket tersebut bisa menurunkan jumlah sperma pria, sehingga akan lebih sulit untuk memiliki keturunan.
       Dalam studi tersebut, peneliti Denmark menganalisis sampel sperma dari 105 pria dengan usia rata-rata 19 tahun untuk mengukur adanya 10 bahan kimia PFAA, termasuk PFOA dan PFOS, dan kualitas sperma.
       Bahan kimia ini ditemukan di semua sampel, tetapi pria dengan kadar PFOS dan PFOA tinggi memiliki jumlah sperma setengah dari jumlah normal. Artinya, bahan kimia tersebut bisa menurunkan jumlah sperma hingga 50 persen, seperti dilansir Rodale, Jumat (30/9/2011).
       Tak hanya berbahaya bagi pria, studi lain baru-baru ini menemukan bahwa pada wanita dengan tingkat bahan kimia tertinggi dalam darah akan membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa hamil.

Alat Masak dari Besi
     Besi merupakan bahan metal yang paling kasar pada permukaannya dan memiliki pori-pori paling besar dari semua jenis logam pada peralatan memasak. Peralatan masak dari besi sering kita jumpai di took-toko, biasanya berbentuk wajan, berwarna hitam dan alat ini adalah yang paling sering digunakan oleh Warung Makan dan Restoran (Masakan Jawa, Masakan Cina, Masakan Padang, Mie, Dll.)
       Tapi salah satu kekurangan yang terdapat oleh bahan ini dikarenakan memiliki pori-pori yang terbuka, sisa makanan atau lemak akan mudah untuk menempel dan menyerap ke dalamnya, lalu dapat mengakibatkan berjamur, menjadi busuk dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap dikarenakan bakteri yang berkembang biak di dalamnya.
       Untuk merawat dan menjaga peralatan ini pun sangat mudah, sebelum dicuci dengan sabun disiram dahulu dengan air hangat untuk memastikan bakteri yang ada, lalu digosok dengan air sabun setelah itu dibilas, jangan lupa pula untuk mengelapnya dengan lap steril sampai bersih.

Alat Masak dari Alumunium
       Aluminium adalah penghantar panas yang paling baik sehingga banyak digunakan untuk berbagai alat masak. Logam Alumunium sangat lunak, sangat bereaksi dengan makanan sehingga sangat mempengaruhi rasa masakan, mungkin kita kurang memperhatikannya karena masakan telah kita tambahi bumbu sehingga membuat rasa Alumunium tidak terasa lagi dilidah kita, atau kita kurang memiliki lidah yang peka.
       Laporan dr A Mc Guigan pada hasil untuk Federal Trade Comm Docet kasus no 540 Washington DC, menyatakan semua sayuran yang dimasak dalam Alumunium menghasilkan racun Hidroksida yang menetralkan cairan pencernaan, menyebabkan sakit perut dan gangguan pencernaan seperti Tukak Lambung dan Kolitis. 
       Alat masak dari Alumunium atau Alumunium foil akan bereaksi kimia bila terkena asam cuka, asam Tomat, asam Jawa, asam Jeruk dan sebagainya. Pada saat digunakan untuk memasak logam Alumunium sangat bermigrasi masuk ke masakan dan tertelan ketubuh kita.

Alat Masak dari Kaca
       Kaca merupakan penghantar panas yang buruk, sehingga untuk dapat dipergunakan sebagai alat masak yang tahan api perlu ditambahkan Timbal dalam proses produksinya. Timbal dapat menyebabkan kerusakan reproduksi dan merusak kemampuan belajar.
       Jika gas saja harus bebas Timbal seharusnya alat masak juga harus bebas Timbal. Timbal tersebut larut saat kita gunakan untuk memasak. Kaca mudah sekali pecah sehingga merupakan investasi yang sangat mahal dan beresiko sebagai alat masak, juga pada saat memasak makanan mudah lengket dan gosong.

Alat Masak dari Enamel
Enamel adalah salah satu bahan organic yang biasa digunakan untuk melapisi lapisan pada kaleng, gunanya adalah agar tidak terjadi korosi saat makanan bersentuhan langsung dengan bahan logam. Pada umumnya enamel merupakan bahan non metal, seperti epoxy, epon, vinil, oleoresin, fenolix dan polibutadiena. Bahan-bahan enamel juga memiliki beberapa warna seperti aluminize, transparent dan Gold.
Enamel memiliki 7 sifat yang wajib untuk dimiliki, yaitu :
-Kandungannya harus tidak beracun.
-Tidak akan merubah warna dan cita rasa makanan.
-Bisa menjadi tameng atau pembatas antara kaleng dengan makanan.
-Mudah untuk diaplikasikan saat proses fabrikasi pada tin plate.
-Tidak akan terkelupas atau lecet pada saat proses pengemasan maupun proses sterilisasi.
-Pada saat kaleng kosong enamel harus memiliki daya tahan mekanis yang kuat.
-Ekonomis.

Walaupun kandungan enamel pernah ditarik peredarannya dari pasaran karena mengandung bahan-bahan yang berbahaya, peralatan masak yang dilapisi oleh enamel masih aman untuk digunakan hal ini dikemukakan berdasarkan penelitian dari FDA’s Center for Food Safety and Applied Nutrition.

Alat Masak dari Stainless Steel
       Peralatan masak stainless steel biasanya terbuat dari paduan logam yang berbeda, termasuk logam bekas, ada beberapa grade stainless steel, 304, 18/8 (18% crome dan 8% nikel) dan 18/10 dan lain-lain. Kebanyakan stainlees steel yang terbaik kualitasnya dan yang dipakai sebagai alat masak adalah grade 18/10, karena sifat lunak logam grade ini, pada saat dipanaskan akan memuai dan makanan menjadi lengket. Kemudian anda paksakan untuk memasak dengan menggunakan minyak sehingga wajan susah dibersihkan. Adanya bahan asam alami dan garam yang terkandung dalam makanan menyebabkan terjadi reaksi kimia pada permukaan area pemasakan.
       Dr Shelton's Hygenic Review menyatakan : "Baja yang digunakan pada alat masak stainless steel pada umumnya bukanlah jenis logam yang terbaik untuk memasak. Kebanyakan stainless steel yang dijual di toko-toko dimungkinkan campuran krom dan nikelnya mencermari makanan melalui reaksi kimia antara air dan makanan dengan dinding dari alat masak saat dipanaskan (sebagai garam dan asam akibat hasil reaksi makanan dengan alat masaknya). Senyawa krom dan nikel dalam stainless steel lebih cepat terlarut ketikan dipanaskan lebih 120°F = 49°C, krom dan nikel mengendap bila masuk kedalam tubuh dan tidak dapat dihilangkan.
       Dalam jangka waktu tertentu, tumpukan keduanya dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Divisi Ilmu Pengetahuan, Teknik dan Teknologi Universitas Pennysylvania, USA menyatakan : Stainless steel banyak digunakan pada alat pengolahan makanan dan peralatan memasak dirumah dan komersial. Stainless steel mudah digerogoti oleh asam organik, terutama pada temperatur memasak karenanya besi, kromium, dan nikel mudah terurai ke dalam makanan.
       Nikel menimbulkan berbagai masalah kesehatan, khususnya alergi kulit. Sebaliknya krom dan besi berfungsi penting menjadi sumber ketahanan karat, home cookware yang telah diuji dengan spektroskopi serapan atom : tujuh jenis Stainless Steel yang berbeda serta besi cor, baja ringan, Aluminium dan baja enamel. Bahan-bahan tersebut dikondisikan sedikit asam pada titik didih. Nikel adalah produk korosi utama pada peralatan dari stainless steel dan besi juga terdeteksi. Disarankan bahwa pasien yang sensitif pada nikel beralih ke bahan selain stainless, dan alat masak stainless steel bahwa industri secara serius mempertimbangkan beralih ke formulasi non nikel.